Minggu, 23 Juni 2013

Tari Gambyong


Tari gambyong adalah tarian adat Jawa Tengah yang merupakan suatu tarian yang disajikan untuk menyambut tamu atau mengawali suatu resepsi perkawinan. Tarian ini memiliki ciri yang khas, yaitu selalu dibuka dengan gendhing Pangkur. Tari gambyong adalah suatu tarian yang disajikan dengan gerakan yang lemah gemulai, sehingga terlihat indah dan elok apabila si penari mampu menyelaraskan gerak dengan irama kendang dan gending.

Tari gambyong adalah tarian yang diiringi musik berupa gender, kendang, kenong, kempul, dan gong. Musik ini merupakan bagian dari alat musik gamelan Jawa. Namun pada perkembangannya, jaman sekarang tari gambyong diiringi oleh kaset ataupun compact disc (CD).

Sejarah tari gambyong berawal mulai zaman Sunan Paku Buwana IV di Surakarta . Kata Gambyong adalah nama seorang penari taledhek. Penari yang bernama Gambyong ini hidup pada zaman Sunan Paku Buwana IV di Surakarta. Penari ini juga dsiebutkan dalam buku "Cariyos Lelampahanipun" karya Suwargi R.Ng. Ronggowarsito (1803-1873) yang mengungkapkan adanya penari ledhek yang bernama Gambyong yang memiliki keahlian menari, tidak hanya itu, Gambyong juga memiliki suara yang sangat merdu, sehingga menjadi pujaan kaum muda pada zaman itu.

Gerakan tari Gambyong sebagian besar berpusat pada penggunaan gerak kaki, tubuh, lengan dan kepala. Gerak kepala dan tangan yang halus dan terkendali merupakan spesifikasi dalam tari Gambyong. Arah pandangan mata yang bergerak mengikuti arah gerak tangan dengan memandang  jari-jari tangan ,menjadikan faktor dominan gerak-gerak tangan dalam ekspresi tari Gambyong. Gerak kaki pada saat sikap beridiri dan berjalan mempunyai korelasi yang harmonis. Sebagai contoh , pada gerak srisig (berdiri dengan jinjit dan langkah-langkah kecil), nacah miring (kaki kiri bergerak ke samping, bergantian atau disusul kaki kanan diletakkan di depan kaki kiri, kengser (gerak kaki ke samping dengan cara bergeser/posisi telapak kaki tetap merapat ke lanati). Gerak kaki yang spsifik pada tari Gambyong adalah gerak embat atau entrag, yaitu posisi lutut yang membuka karena mendhak bergerak ke bawah dan ke atas.

Penggarapan pola lantai pada tari Gambyong dilakukan pada peralihan rangklaian gerak, yaitu pada saat transisi rangkaian gerak satu dengan rangkaian gerak berikutnya. Sedangkan perpindahan posisi penari biasanya dilakukan pada gerak penghubung, yaitu srisig, singket ukel karana, kengser, dan nacah miring. Selain itu dilakukan pada rangkaian gerak berjalan (sekaran mlaku) ataupun gerak di tempat (sekaran mandheg).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar